KRI BUNG TOMO CLASS adalah tiga kapal perang Indonesia (KRI) multi role patrol corvettes, yang dibangun oleh BAE System Marine. Kapal yang merupakan pesanan dari pemerintah Brunei yang rencananya digunakan oleh Angkatan Laut Brunei dengan penamaan Nakhoda Ragam-class corvettes. Ketiga kapal tersebut akhirnya di akuisisi oleh pemerintah Indonesia dan dinamakan dengan Bung Tomo-class Multirole Light Frigate (MLRF), nama tersebut merupakan nama dari pahlawan kemerdekaan Indonesia.
BAE System Marine yang berada di Scotstoun, Glasgow secara karakteristik kapal dengan type F2000 corvette dengan berat 1.940 ton, panjang LWL 89,9 m (295 ft) dan LOA 95 m (312 ft) beam 12,8 m (42 ft), draught 3,6 m (12 ft) cepat 30 knots dengan jarak tempuh maksimal 5.000 mil dengan kecepatan 12 knots.
Persenjataan meriam 76 mm OTO Melara, dua menara DS 30B REMSIG 30 mm, 16 tabung VLS untuk VL MICA atau Sea Ceptor, dua menara 4 rudal Exocet MM40 Block II, dua tabung peluncur torpedo triple BAE System 324-milimeter (13 in) dengan torpedo A244S mod 3.
Beberapa penugasan operasi yang telah diemban KRI Bung Tomo-357 yaitu operasi SAR terhadap Indonesia Air Asia Flight No.8501 yang jatuh di perairan antara pulau Belitung dan Kalimantan. KRI Bung Tomo-357 juga berkontribusi pada misi perdamaian dunia sebagai Satgas Maritime Task Force (MTF) dibawah bendera PBB di Lebanon. Tiga MLRF Bung Tomo-class dialih binakan ke Koarmada I pada tanggal 13 April 2018 berdasarkan Surat Keputusan Kasal Nomor Kep/393/II/2018 tanggal 13 Februari 2018 ketiga kapal MLRF dialih binakan dan memperkuat jajaran Koarmada Barat, yang saat ini sesuai dengan validasi organisasi disebut Koarmada I.
KRI Bung Tomo-class aktif berperan dan berkontribusi dalam menjaga kedaulatan Indonesia dan melaksanakan operasi diplomasi dengan negara-negara tetangga, diantaranya India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina dan Timor Leste untuk melindungi kepentingan nasional di kawasan.
